SIM yang tertanam
Kartu SIM tradisional yang digunakan pada perangkat seluler terdiri dari kartu plastik dengan chip sirkuit terintegrasi silikon. Meskipun pembatas plastik telah dikurangi selama bertahun-tahun, masih ada masalah mengenai apa yang harus dilakukan terhadap SIM dan kemasan yang tidak diinginkan. Salah satu perkembangan terkini adalah modul identitas pelanggan tertanam (eSIM). Produsen ponsel semakin banyak memproduksi perangkat dengan eSIM yang dapat ditulis ulang dan tidak dapat dilepas, yang dapat diaktifkan pengguna menggunakan kode QR. Salah satu aplikasinya adalah untuk orang-orang yang bepergian ke luar negeri, yang dapat membeli eSIM Eropa atau eSIM untuk wilayah lain dan masing-masing negara, sehingga mereka dapat mengakses data seluler dan menghindari biaya roaming.
Karena teknologinya masih tergolong baru, sebagian besar perangkat dengan kompatibilitas eSIM juga memiliki slot untuk SIM fisik. Namun, penggunaan eSIM secara luas pada akhirnya berpotensi menghilangkan kebutuhan akan SIM fisik dan mengurangi jumlah sampah plastik yang dihasilkan. Saat ini, sekitar 4,5 miliar kartu SIM diproduksi setiap tahunnya, namun diperkirakan pada akhir dekade ini, secara global, 6,7 miliar koneksi ponsel pintar akan dilengkapi dengan eSIM, setara dengan 76% dari seluruh koneksi tersebut.
Kecerdasan buatan
Di antara banyak penerapan lainnya, kecerdasan buatan (AI) memiliki peran penting dalam keberlanjutan dan mitigasi dampak perubahan iklim. Peran ini meluas ke dunia usaha, pemerintah, dan individu. Dalam skala terbesar, AI dapat membantu berbagai fungsi seperti perencanaan kota, prakiraan cuaca, dan pemantauan kualitas udara, yang semuanya dapat menghasilkan perbaikan yang luas. Penerapan AI pada citra satelit juga dapat membantu para ilmuwan dengan memberikan kemampuan prediktif dan menawarkan kemampuan untuk menganalisis kumpulan data yang kompleks. Hal ini memungkinkan mereka membuat model skenario potensial di masa depan dan memahami apa yang terjadi secara real-time.
Pada tingkat individu, AI dapat membantu kita membuat pilihan yang lebih berkelanjutan dan mengurangi jejak lingkungan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melacak emisi karbon pribadi melalui situs web atau aplikasi. Misalnya, pelacak dapat melacak data GPS ponsel cerdas dan perangkat pintar untuk mengumpulkan informasi tentang transportasi pengguna dan penggunaan energi. Ini juga dapat melacak timbulan sampah dan konsumsi makanan. Dengan memanfaatkan data ini dan menerapkan algoritme AI, pengguna dapat memperoleh wawasan real-time tentang aktivitas sehari-hari mereka dan menerima saran tentang cara mengurangi emisi karbon. Tujuan keseluruhannya adalah untuk mempromosikan perilaku berkelanjutan dan pilihan ramah lingkungan. Data tersebut juga dapat dikelompokkan untuk memberikan gambaran singkat tentang jejak karbon suatu populasi, sehingga membantu membentuk kebijakan publik.
Teknologi rumah pintar
Selain menawarkan kenyamanan, teknologi rumah pintar dirancang untuk membantu masyarakat meningkatkan efisiensi energi properti mereka. Termostat dan peralatan pintar terhubung ke internet melalui Wi-Fi atau Bluetooth dan dapat dikontrol melalui aplikasi. Artinya, pengguna dapat, misalnya, menyalakan pemanas sebelum tiba di rumah atau mematikannya dari jarak jauh jika lupa melakukannya sebelum berangkat kerja di pagi hari. Selain itu, dengan memasang smart meter, pengguna dapat terus memantau penggunaan energi dan melakukan penyesuaian yang dapat menghemat tagihan, serta lebih ramah lingkungan. Misalnya, smart meter dapat menunjukkan waktu terbaik untuk menjalankan mesin cuci guna memanfaatkan tarif listrik yang lebih rendah.
